Banyak orang di bulan ramadhan dia
baca Al-quran 30 juz qiro’ah, tanpa dia mengetahui maknanya, bertambah pahala
satu huruf dilipat gandakan menjadi sepuluh kebikan sampai tujuh ratus
kebaikan, betul pahala bertambah, akan tetapi iman belum tentu bertambah, karena
pertambahan iman adalah dengan tilawah, bukan dengan qiro’ah, apa itu tilawah? Yakni
membaca yang diikuti dengan mentadabburi mengkaji isi dan kandungannya.
Maka disini terjadi perbedaan pendapat
para ulama, manakah yang lebih utama di bulan ramadhan mengkhotamkan Al-quran
tanpa mentadabburi, atukah kita baca beberapa ayat dengan mentadabburi,
mengehetahui rahasianya, maknanya, kandungannya, mana yang lebih utama, dan
cenderung kepada pendapat yang kedua syaikhul islam ibnu taymiah dan murid
murid beliau, seperti imam ibnul qoyyim dan lainnya, bahwa yang lebih utama
adalah : membaca yang diikuti dengan mentadabburi.
Karena dihasilkan disitu pertambahan
iman, adapun imam syafi’i cenderung kepada pendapat yang pertama, berdasarkan
hadist “Barang siapa yang membaca satu ayat dalam kitab Allah, satu huruf
dilipat gandakan menjadi sepuluh”, namun pendapat yang kedua itulah yang lebih
dikuatkan oleh banyak ulama.
Karena pertambahan iman itu lebih
utama dari pada pertambahan pahala, kenapa , karena bobot di hari kiamat itu
bukan banyak corak ragam pahala yang diraih, boleh jadi seseorang datang dengan
pahala yang besar, zohirnya, tetapi bobotnya ringan, namun ada suatu kebaikan
yang diisi kebikan itu dengan keimanan, bobotnya luar biasa mengalahkan
keburukan keburukan yang dia lakukan.
Sumber
: Faedah singkat majelis ilmu di Mushollah Istiqomah, Empat Koto, Pulau
punjung, Kabupaten Dharmasraya.
Komentar